Selasa, 22 November 2011

AKHLAK SALAF bagian ke-2

KAUM SALAF, KHASYYAH DAN MURAQABAH

Dari Qobishah bin Qois Al-Anbari, dia berkata, ”Jika hari menjelang sore, Adh-Dhahak bin Mujahim menangis. Dia ditanya, “apa yang membuatmu menangis?”,Dia berkata, “Aku tidak mengetahui apakah amal perbuatanku hari ini ada yang terangkat ke langit.”(shifatu ash-shafwah, IV/150)

Diriwayatkan dari Al Maruzi, dia berkata , “Aku berkata kepada Ahmad, “Bagaimanakeadaanmu pagi ini?” Dia balik bertanya, “Bagaimna keadaan orang yang ia dituntut oleh Robbnya untuk menjalankan kewajiban, dituntut oleh Nabi-Nya untuk menjalankan sunnah-sunahnya, kedua malaikat senantiasa memperbaiki amal perbuatannya, jiwanya senantiasa mendorong untuk melampiaskan hawa nafsunya, iblis terus menerus membujuknya mengerjakan perbuatan keji, malaikat maut terus siap untuk mencabut rohnya, dan anggota keluarganya senantiasa meminta nafkah kepadanya?” (Siyaru A’lam An-Nubala, IX/227)

KAUM SALAF DAN KEBENCIAN MEREKA TERHADAP POPULERITAS
Dari Al-Husain bin Al-Hasan Al-Maruzi, dia berkata, Abdulloh bin Al-Mubarok berkata, “Jadilah kamu seorang yang khumul dan tidak suka populeritas. Namun jangan kamu menunjukkankepada orang lain bahwa dirimu menyukai khumul yang malah menjadikan dirimu terkenal. Karena pengakuanmu sebagai orang zuhud merupakan upaya untuk menghilangkan kezuhudan dalam dirimu sendiri. Sebab dengan demikian, tanpa sengaja kamu akan mendatangkan pujian dan sanjungan orang lain terhadap dirimu.” (shifatu ash-shafwah, IV/137)

KAUM SALAF DAN KEKHAWATIRAN MEREKA TERHADAP UJUB
Adz-Dzahabi berkata, “Demi Alloh, sungguh tidak berbahagia orang yang membersihkan jiwanya namun kemudian membanggakannya.” (Siyaru A’lam An-Nubala, IV/190)
Dari Wahab bin Munabih, dia berkata, “Hafalkan tiga nasihat dariku. Berhati-hatilah kalian dari hawa nafsu yang diikuti, berhati-hatilah dari teman yang buruk, berhati-hatilah terhadap ujubnya seseorang terhadap dirinya.” (Siyaru A’lam An-Nubala, IV/549)

KAUM SALAF DAN ZUHUD TERHADAP DUNIA
Dari Al-Auza’i, dari Bilal bin Sa’ad bahwa Abu Darda’ berkata, “Aku berlindung kepada Alloh dari hati yang tercerai berai.” Beliau ditanya, “Bagaimana hati yang tercerai berai itu?” Abu Darda’ menjawab, “Di setiap lembah milikku selalu ada hartanya.” (Siyaru A’lam An-Nubala, II/348)
Dari Abbas As-Saroj, Aku telah mendengar Ibrohim bin Basyar, aku telah diberitahu oleh Ali bin Fudhail, aku telah mendengar ayahku berkata kepada Ibnu al-Mubarok, “Engkau telah memerintahkan kami untuk zuhud, tidak berlebihan dan mengumpulkan sebanyak mungkin bekal untuk akherat. Namun kami melihatmu malah banyak mengumpulkan dunia, bagaimana ini?” Ibnu al-Mubarok menjaawab, “Wahai Abu Ali, aku mengerjakkan hal ini untuk menjaga kehormatan wajahku dan memuliakan martabatku. Dan semua ini aku lakukan dengan niat untuk membantuku mengerjakan ketaatan kepada Robbku.” Al-Fudhail berkata, “Wahai Ibnu al-Mubarok, alangkah bagusnya jika engkau mampu menyempurnakan-nya.” (Siyaru A’lam An-Nubala,VIII/387)

0 komentar

Posting Komentar