الحديث الحادي عشر
Hadis Kesebelas
عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيُّ النَّاسِ أَفْضَلُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُؤْمِنٌ يُجَاهِدُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ بِنَفْسِهِ وَمَالِهِ قَالُوا ثُمَّ مَنْ قَالَ مُؤْمِنٌ فِي شِعْبٍ مِنْ الشِّعَابِ يَتَّقِي اللَّهَ وَيَدَعُ النَّاسَ مِنْ شَرِّهِ [ رواه البخاري ومسلم.[
Dari Abu Said al-Khudlri ra , ia berkata, Rasulullah ditanya, ‘Manusia seperti apakah yang paling utama ya Rasulullah?’, Beliau menjawab, “Mu’min yang berjihad dengan jiwanya dan hartanya.” Laki-laki itu bertanya lagi, ‘Kemudian siapa lagi?’ Beliau menjawab, “Seseorang mukmin yang ada di jalan menuju celah bukit ia bertaqwa kepada Allah dan meninggalkan manusia karena keburukannya.” (HR. al-Bukhari dan Muslim)
الحديث الثاني عشر
Hadis Keduabelas
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَنَّهُ قَالَ مِنْ خَيْرِ مَعَاشِ النَّاسِ لَهُمْ رَجُلٌ مُمْسِكٌ عِنَانَ فَرَسِهِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ يَطِيرُ عَلَى مَتْنِهِ كُلَّمَا سَمِعَ هَيْعَةً أَوْ فَزْعَةً طَارَ عَلَيْهِ يَبْتَغِى الْقَتْلَ وَالْمَوْتَ مَظَانَّهُ أَوْ رَجُلٌ فِى غُنَيْمَةٍ فِى رَأْسِ شَعَفَةٍ مِنْ هَذِهِ الشَّعَفِ أَوْ بَطْنِ وَادٍ مِنْ هَذِهِ الأَوْدِيَةِ يُقِيمُ الصَّلاَةَ وَيُؤْتِى الزَّكَاةَ وَيَعْبُدُ رَبَّهُ حَتَّى يَأْتِيَهُ الْيَقِينُ لَيْسَ مِنَ النَّاسِ إِلاَّ فِى خَيْرٍ. [رواه مسلم[
Dari Abu Hurairah , ia berkata, Rasulullah , bersabda. Di antara bentuk sebaik-baik keadaan hidup manusia ialah seseorang yang memegang kendali kudanya untuk melakukan peperangan fi-sabilillah, ia menunggang kuda di atas punggungnya. Setiap kali ia mendengar suara gemuruh atau suara dahsyat di medan peperangan itu, ia segera terbang ke sana untuk mencari pembunuhan dan kematian yang disangkanya bahwa di sanalah tempatnya (kematian). Atau seseorang yang memelihara kambing di puncak gunung dari beberapa puncak gunung yang ada, ataupun di suatu lembah dari beberapa lembah ini. la mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta menyembah Tuhannya sehingga keyakinan (kematian) mendatanginya. Tidak ada sesuatu pada manusia tersebut kecuali dalam kebaikan.” (Riwayat Muslim)
الحديث الثالث عشر
Hadis ketigabelas
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَعِسَ عَبْدُ الدِّينَارِ وَعَبْدُ الدِّرْهَمِ وَالْقَطِيفَةِ وَالْخَمِيصَةِ إِنْ أُعْطِيَ رَضِيَ وَإِنْ لَمْ يُعْطَ سَخِطَ تَعِسَ وَانْتَكَسَ وَإِذَا شِيكَ فَلَا انْتَقَشَ طُوبَى لِعَبْدٍ آخِذٍ بِعِنَانِ فَرَسِهِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَشْعَثَ رَأْسُهُ مُغْبَرَّةٍ قَدَمَاهُ إِنْ كَانَ فِي الْحِرَاسَةِ كَانَ فِي الْحِرَاسَةِ وَإِنْ كَانَ فِي السَّاقَةِ كَانَ فِي السَّاقَةِ إِنْ اسْتَأْذَنَ لَمْ يُؤْذَنْ لَهُ وَإِنْ شَفَعَ لَمْ يُشَفَّعْ [رواه البخاري[
Dari Abu Hurairah . Dari Nabi Saw bersabda: “Celakalah hamba dinar, dirham, kain beludru dan pakaian sutera. Jika diberi ia rela dan jika tidak diberi ia murka. Dia amat rugi dan jatuh menjungkir. Jika ia tertusuk duri ia tidak dapat mencabutnya. Beruntunglah bagi hamba yang mengambil tali kekang kudanya untuk berjuang di jalan Allah, kusut rambutnya dan kedua kakinya berdebu. Jika ia berada di bagian pertahanan dia senantiasa ditempat itu. Dan jika dia berada bagian depan dia senantiasa ditempat itu. Jika dia meminta ijin dia tidak diizinkan dan jika dia meminta syafat (bantuan) dia tidak mendapat bantuan.” (HR. Bukhari)
الحديث الرابع عشر
Hadis Keempatbelas
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم تَضَمَّنَ اللَّهُ لِمَنْ خَرَجَ فِى سَبِيلِهِ لاَ يُخْرِجُهُ إِلاَّ جِهَادًا فِى سَبِيلِى وَإِيمَانًا بِى وَتَصْدِيقًا بِرُسُلِى فَهُوَ عَلَىَّ ضَامِنٌ أَنْ أُدْخِلَهُ الْجَنَّةَ أَوْ أَرْجِعَهُ إِلَى مَسْكَنِهِ الَّذِى خَرَجَ مِنْهُ نَائِلاً مَا نَالَ مِنْ أَجْرٍ أَوْ غَنِيمَةٍ. وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ مَا مِنْ كَلْمٍ يُكْلَمُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ إِلاَّ جَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَهَيْئَتِهِ حِينَ كُلِمَ لَوْنُهُ لَوْنُ دَمٍ وَرِيحُهُ مِسْكٌ وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوْلاَ أَنْ يَشُقَّ عَلَى الْمُسْلِمِينَ مَا قَعَدْتُ خِلاَفَ سَرِيَّةٍ تَغْزُو فِى سَبِيلِ اللَّهِ أَبَدًا وَلَكِنْ لاَ أَجِدُ سَعَةً فَأَحْمِلَهُمْ وَلاَ يَجِدُونَ سَعَةً وَيَشُقُّ عَلَيْهِمْ أَنْ يَتَخَلَّفُوا عَنِّى وَالَّذِى نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَوَدِدْتُ أَنِّى أَغْزُو فِى سَبِيلِ اللَّهِ فَأُقْتَلُ ثُمَّ أَغْزُو فَأُقْتَلُ ثُمَّ أَغْزُو فَأُقْتَلُ . [رواه مسلم[
Dari Abu Hurairah berkata. Rasulullah saw bersabda;: Allah menjamin orang yang keluar di jalan-Nya yang tidak didorong kecuali karena untuk berjihad di jalan-Ku, beriman dengan-Ku serta percaya kepada rasul-rasul-Ku. Maka ia Aku jamin, untuk Aku masukkan ke dalam surga atau Aku pulangkan kembali ke rumahnya tempat ia berangkat dengan memperoleh pahala atau ghanimah (harta rampasan). Demi Tuhan Yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, tidak ada satu luka pun yang terjadi di jalan Allah kecuali pada hari kiamat akan tampak dalam keadaannya semula ketika ia terluka, warnanya adalah warna darah tetapi baunya adalah bau minyak kasturi. Demi Tuhan Yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya, jika tidak memberatkan kaum muslimin, niscaya aku tidak akan pernah tinggal di belakang pasukan perang yang aku utus untuk berperang di jalan Allah. Tetapi aku tidak mendapatkan kendaraan lebih sehingga aku dapat menyertakan mereka dan mereka pun tidak mendapatkan kendaraan lebih padahal ada perasaan berat bagi mereka untuk tidak ikut serta bersamaku. Demi Tuhan Yang jiwa Muhammad berada di tangan-Nya. Sesungguhnya aku sangat menginginkan untuk berperang di jalan Allah lalu terbunuh, kemudian berperang lagi dan terbunuh lagi, kemudian berperang lagi dan akhirnya terbunuh lagi (HR Muslim)
الحديث الخامس عشر
Hadis Kelimabelas
عَنْ أَبِيْ عَبْدِ الله النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رضي الله عنه قَالَ كُنْتُ عِنْدَ مِنْبَرِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فَقَالَ رَجُلٌ مَا أُبَالِى أَنْ لاَ أَعْمَلَ عَمَلاً بَعْدَ الإِسْلاَمِ إِلاَّ أَنْ أُسْقِىَ الْحَاجَّ. وَقَالَ آخَرُ مَا أُبَالِى أَنْ لاَ أَعْمَلَ عَمَلاً بَعْدَ الإِسْلاَمِ إِلاَّ أَنْ أَعْمُرَ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ. وَقَالَ آخَرُ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ أَفْضَلُ مِمَّا قُلْتُمْ. فَزَجَرَهُمْ عُمَرُ وَقَالَ لاَ تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ عِنْدَ مِنْبَرِ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ وَلَكِنْ إِذَا صَلَّيْتُ الْجُمُعَةَ دَخَلْتُ فَاسْتَفْتَيْتُهُ فِيمَا اخْتَلَفْتُمْ فِيهِ. فَأَنْزَلَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ (أَجَعَلْتُمْ سِقَايَةَ الْحَاجِّ وَعِمَارَةَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ كَمَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ) الآيَةَ إِلَى آخِرِهَا. [رواه مسلم[
Dari Abu Abdillah an-Nu’man bin Basyir , ia berkata, “Aku pernah berada di sisi mimbar Rasulullah SAW, lalu ada seseorang yang berkata, “Aku tak peduli, aku tidak akan melakukan pekerjaan apapun, sesudah (masuk) Islam kecuali memberi minum pada orang haji”. Lalu di jawab oleh yang lain, “Kalau aku tak peduli, aku tidak mengamalkan amalan apapaun setelah (masuk) Islam kecuali memakmurkan masjidil haram”. Lalu di sambut lagi oleh yang lain, ”berjihad di jalan Allah lebih utama dari semua amal yang kalian katakan itu,” Kemudian Umar bin Khattab melarang mereka, ia berkata “Kalian jangan berbicara keras di sisi mimbar Rasulullah saw”. Saat itu terjadi pada hari Jum’at. Sesudah selesai menunaikan sholat Jum’at, kami mendatangi Rasulullah dan menanyakan tentang apa yang kami perbincangkan, maka turunlah firman Allah swt. “Apakah orang-orang yang memberi minuman kepada orang haji dan mengurus Masjidil Haram kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian serta bejihad di jalan Allah? Mereka tidak sama di sisi Allah dan Alah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang dzalim (at-Taubah;19) (HR Muslim)
Senin, 20 Februari 2012
Serial Hadits Arba'in Tentang Keutamaan Jihad dan Ribath bagian 3
Label:
Hadits
Diposting oleh
Adzka Media
di
14.40
0 komentar
Posting Komentar