Rabu, 29 Februari 2012

RENUNGAN PERJALANAN

Jumlah penduduk dunia diperkirakan akan mencapai 7 miliar jiwa pada tahun 2012. Terdapat 6,7 miliar penduduk dunia saat ini. AS menempati urutan ketiga untuk jumlah penduduk terbesar dunia yang mencapai 304 juta jiwa setelah India serta China. Demikianlah yang ditulis oleh harian kompas pada Rabu, 29 Pebruari 2012 (http://nasional.kompas.com)

Penduduk yang jumlahnya lebih dari 6,7 milyard yang hidup di dunia pada hari ini, pada hakikatnya mereka hanya terbagi menjadi dua golongan saja. Golongan yang pertama adalah mereka yang berada di atas jalan Alloh. Mereka beramal, berdakwah dan berjihad di jalan Alloh dan golongan yang kedua adalah mereka yang berada di jalan syetan. Mereka beramal, berdakwah dan berjihad di jalan syetan.

Golongan yang pertama disebut sebagai hizbulloh (golongan Alloh) dan golongan kedua disebut sebagai hizbusy-syaithan (golongan syetan).

Kalimat yang terang ini merupakan intisari, kandungan dan maksud dari sabda Nabi shallallohu ‘alaihi wasallam yang diriwayatkan oleh imam Muslim dari sahabat Abu Malik Al Harits bin Al-Asy’ari radhiallohu ‘anhu:

كل الناس يغدو فبائع نفسه فمعتقها أو مُوبقها -" رواه مسلم …

“…Setiap manusia bekerja, lalu dia menjual dirinya, kemudian pekerjaan itu dapat menyelamatkannya atau mencelakakannya”. (HR. Muslim)

Kedua golongan tersebut masing-masing bekerja keras, berpayah-payah menuju tujuannya. Akan tetapi disana ada perbedaan yang amat jelas.
Al Imam Al-‘Allaamah Ibnu Daqiq al-‘Iid ketika mensyarah hadits ini beliau mengatakan:

“Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam: “Setiap manusia bekerja, lalu dia menjual dirinya, kemudian pekerjaan itu dapat menyelamatkannya atau mencelakakannya”

Maksudnya setiap orang bekerja untuk dirinya. Ada orang yang menjual dirinya kepada Allah dengan berbuat ketaatan kepada-Nya sehingga dirinya selamat dari adzab, seperti Allah firmankan :

“Sungguh Allah membeli dari orang-orang mukmin jiwa dan harta mereka, sehingga mereka mendapatkan surga”. (QS. 9 : 111)

Ada orang yang menjual dirinya kepada setan dan hawa nafsunya dengan mengikuti bisikan-bisikannya sehingga dirinya menjadi celaka. Ya Allah, berilah kami taufiq untuk melakukan amal ketaatan kepada-Mu dan jauhkanlah kami sehingga diri kami dapat terjauh dari perbuatan-perbuatan melawan perintah-Mu.” (Syarh Arba’in An-Nawawiyyah hal. 63)

Satu golongan berjalan menuju Alloh di atas jalan Alloh dan golongan yang lain berjalan menuju ilahnya (sesembahannya) dan di atas jalan syetan. Satu golongan berjalan di atas jalan keimanan dan golongan yang lain berjalan diatas jalan kekufuran dan kesesatan. Satu golongan berusaha untuk mensucikan jiwanya dan membersihkan hatinya dan golongan yang lain berusaha untuk mengotori dan menodai jiwa dan hatinya dengan kekufuran dan kemaksiatan.

Masing-masing berusaha dan bergerak menuju kematiannya. Mereka semakin mendekati liang kubur. Adakalanya kubur itu merupakan sebuah taman dari taman-taman surga, dan tidak jarang pula kubur itu merupakan sebuah parit dari parit-parit neraka.
Bagi orang mukmin kuburnya akan dilonggarkan seluas tujuh puluh hasta dan diatasnya dihiasi dengan taman yang hijau hingga hari dibangkitkannya dari kubur. Adapun bagi orang kafir, mereka akan dipukuli dengan martil yang terbuat dari besi dan kuburnya dipersempit hingga hancur leburlah tulang rusuknya.

Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

“(Demikianlah Keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, Dia berkata: "Ya Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia). Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah Perkataan yang diucapkannya saja. dan di hadapan mereka ada dinding sampal hari mereka dibangkitkan.” (QS. Al Mukminun ayat 99-100)

Dan juga firman-Nya:

“ … dan Fir'aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang Amat buruk. Kepada mereka dinampakkan neraka pada pagi dan petang dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): "Masukkanlah Fir'aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.”(QS. Al-Mukmin ayat 45-46)

Dari Zaid bin Tsabit radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam beliau bersabda:

إِنَّ هَذِهِ الْأُمَّةَ تُبْتَلَى فِي قُبُورِهَا. فَلَوْلَا أَنْ لَا تَدَافَنُوا لَدَعَوْتُ اللَّهَ أَنْ يُسْمِعَكُمْ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ الَّذِي أَسْمَعُ مِنْهُ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَيْنَا بِوَجْهِهِ فَقَالَ تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ النَّارِ قَالُوا نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ النَّارِ فَقَالَ تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ قَالُوا نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ قَالَ تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ قَالُوا نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ قَالَ تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ قَالُوا نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ فِتْنَةِ الدَّجَّالِ

“Sesungguhnya ummat ini diuji dikuburnya. Andai kalian tidak saling menguburkan, niscaya aku berdoa kepada Allah agar memperdengarkan adzab kubur pada kalian seperti yang aku dengar.” Setelah itu beliau menghadapkan wajah ke arah kami lalu bersabda: “Berlindunglah diri kepada Allah dari adzab neraka.” mereka berkata: Kami berlindung diri kepada Allah dari adzab neraka.” beliau bersabda: “Berlindunglah diri kepada Allah dari adzab kubur.” mereka berkata: Kami berlindung diri kepada Allah dari adzab kubur.” Beliau bersabda: “Berlindunglah diri kepada Allah dari fitnah-fitnah yang nampak dan yang teresmbunyi.” Mereka berkata: Kami berlindung diri kepada Allah dari fitnah-fitnah yang nampak dan yang tersembunyi.” Beliau bersabda: “Berlindunglah diri kepada Allah dari fitnahnya Dajjal.” mereka berkata: Kami berlindung diri kepada Allah dari fitnahnya Dajjal.” (HR. Muslim no. 5112)

Dari Al-Barra` bin Azib radhiallahu anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda tentang mayit yang telah menjawab pertanyaan munkar dan nakir:

فَيُنَادِي مُنَادٍ مِنْ السَّمَاءِ أَنْ قَدْ صَدَقَ عَبْدِي فَأَفْرِشُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ وَافْتَحُوا لَهُ بَابًا إِلَى الْجَنَّةِ وَأَلْبِسُوهُ مِنْ الْجَنَّةِ قَالَ فَيَأْتِيهِ مِنْ رَوْحِهَا وَطِيبِهَا قَالَ وَيُفْتَحُ لَهُ فِيهَا مَدَّ بَصَرِهِ

“Kemudian ada suara dari langit yang menyeru, “Benarlah apa yang dikatakan oleh hamba-Ku, hamparkanlah permadani untuknya di surga, bukakan baginya pintu-pintu surga dan berikan kepadanya pakaian surga.” beliau melanjutkan: “Kemudian didatangkan kepadanya wewangian surga, lalu kuburnya diluaskan sejauh mata memandang.” (HR. At-Tirmizi no. 4127, Ibnu Majah no. 3784, dan Ahmad no. 1615)

Sungguh sangat sedkit sekali orang yang mempersiapkan diri untuk menghadap Rabbnya kemudian rela menjual apa saja yang mereka miliki untuk melepas dan menghindarkan diri dari siksa Alloh dan adzab neraka.
Sungguh sangat sedikit sekali orang yang takut kepada Rabbnya kemudian kembali kepada-Nya. Barangsiapa yang kepada sesuatu niscaya dia akan lari daripadanya dan siapa takut kepada Alloh tentu ia kan kembali kepada-Nya.
Alloh Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:

“ Maka segeralah kembali kepada (mentaati) Allah. Sesungguhnya aku seorang pemberi peringatan yang nyata dari Allah untukmu.” (QS. Adz-Dzariyat ayat 50)

Sungguh sedikit sekali mereka yang hatinya mengarah dan berjalan menuju Alloh. Sedang jasad-jasad ini bekerja keras dan berjalan untuk mengakhiri hidupnya. Manusia di dunia ini, baik disadarinya atau tidak adalah dalam perjalanan kepada Tuhannya. Dan tidak dapat tidak Dia akan menemui Tuhannya untuk menerima pembalasan-Nya dari perbuatannya yang buruk maupun yang baik.

Alloh Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:

“ Hai manusia, Sesungguhnya kamu telah bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, Maka pasti kamu akan menemui-Nya.” (QS. Al-Insyiqoq ayat 6)

Maka hendaklah seseorang mengarahkan hatinya dan berlari menuju Alloh, menuju ampunan-Nya, jannah-Nya dan keridhoan-Nya.

Alloh Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:

“ dan di antara manusia ada orang yang mengorbankan dirinya karena mencari keridhaan Allah; dan Allah Maha Penyantun kepada hamba-hamba-Nya.” (QS. Al-Baqoroh ayat 207)

Dan juga firman-Nya:

“ Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu, ketahuilah bahwa Sesungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya[606] dan Sesungguhnya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.” (QS. Al-Anfal ayat 24)

0 komentar

Posting Komentar